Senin, 02 April 2012

Antara Guru Bahasa Indonesia dan Jurnalisme



Perkembangan persuratkabaran di Indonesia sangat pesat sejak pasca Suharto. Ini terjadi karena kebebasan dalam berekspresi sangat dijamin dalam UU Pers dan izin penerbitan surat kabar yang mudah. Kekebasan pers seperti sekarang adalah kondisi yang memungkinkan orang yang berkecimpung didunia pers memilih, menentukan dan mengerjakan tugas mereka sesuai keinginan mereka.

Untuk menjadi seorang jurnalis atau wartawan atau reporter tidaklah semudah orang bayangkan,  banyak orang yang bisa mencari berita, bisa menulis berita dan bisa meyebarluaskan informasi melalui media massa, tetapi belum tentu orang itu dapat disebut sebagai jurnalis atau wartawan.  Kenapa demikian? Sebab tidak semua tulisan itu memenuhi criteria sebagai sebuah berita yang baik.

Jurnalisme yang baik seharusnya bisa memberikan inspirasi, membangkitkan semangat serta menanamkan pemikiran positif kepada masyarakat termasuk juga kepada para pelajar kita.

Oleh karena itu, siswa harus dibekali ilmu yang berkaitan dengan jurnalistik. siswa dibimbing berkaitan dengan penulisan berita, feature, editorial, opini, reporter yang tetap memperhatikan etika pers. Mereka harus dibekali dengan etika jurnalis sehingga mereka yang belajar jurnalistik tidak mengangkat dari sisi negatif, sementara itu pemberitaan dari sisi positif kurang diperhatikan.

Jurnalistik Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
 Sudah seharusnya guru bahasa Indonesia juga belajar ilmu jurnalistik karena disadari atau tidak banyak sekali materi-materi pelajaran bahasa ditingkat SMP ataupun SMA sudah mulai mengenal tahapan-tahapan jurnalistik yang tentu saja menuntut ketrampilan lebih para guru bahasa.

Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA misalnya terdapat materi-materi tentang tehnik wawancara, menulis paragraph, menyunting berita, mengenal editorial dalam surat kabar dan lain-lain yang sangat erat berkaitan dengan dunia kuli tinta.

Apa jadinya jika guru bahasa Indonesia tidak mengenal jurnalistik serta seluk beluknya sedangkan ia harus mengajarkan bagaimana cara menjadi jurnalis yang baik.

Karateristik Bahasa Jurnalistik
Secara spesifik bahasa jurnalistik dapat di bedakan menurut bentuknya.yaitu bahasa jurnalistik surat kabar, tabloid, majalah, Radio, televisi dan bahasa jurnalistik online.

Selain  harus tunduk kepada kaidah atau prinsip-prisip umum bahasa indonesia bahasa jurnalistik juga memiliki ciri-ciri yang sangat khusus dan spesifik  yang membedakan ilmu bahasa yang lainya.


Adapun ciri utama dari bahasa jurnalistik yang secara umum berlaku untuk media berkala antara lain:
1.        
      Sederhana
Selalu mengutamakan dan memilih kata atau kalimat yang paling banyak di ketahui maknanya oleh khalayak pembaca, kata-kata atau kalimat yang rumit hanya bisa dipahami oleh segelintir orang dan tentu akan berpengaruh terhadapa pembaca.

2.       Singkat
Langsung kepada pokok masalah (to the point) tidak bertele-tele, tidak berputar-putar dan tidak memboroskan waktu pembaca

3.       Padat
Menurut patmono SK,rekatur senior sinar harapan dalam bukunya teknik jurnalistik (1996:45) berita  syarat imformasi setiap kalimat dan pragraf yang di tulis membuat banyak informasi penting menarik untuk pembaca.

4.       Lugas
Lugas berati tegas tidak ambigu, sekaligus menghidari eufisme atau penghalusan kata dan kalimat yang dapat membingungkan pembaca sehingga terjadi perbedaan pemahaman dan kesalahan konklusi.

5.       Jelas
Jelas berati mudah di tangkap, tidak bias dan kabur, Jelas di sini ber arti  jelas susunan kata dan kalimatnya sesuai dengan kaidah objek predikat keterangan (SPOK) dan jelas sasaran atau maksudnya.

6.       Jernih
Jernih berati bening, tembus pandang, transparan, tidak menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti prasangka atau fitnah.

7.       Menarik
Menarik berati mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca, memicu selera pembaca.

8.       Demokratis
Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat, kasta atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang di sapa.

9.       Populis
Berarti setiap kata,itulah kalimat yang di dapat dalam bahasa jurnalistik harus akrab di telinga, di mata dan di benak pikiran pembaca artinya di terima oleh semua lapisan masyarakat.


10.   Logis
Berarti apapun yang tedapat dalam kata, istilah, kalimat dan paragraph jurnalistik harus dapat di terima dan tidak bertentangan dengan akal sehat (comom sense) bahasa jurnalistik harus dapat di terima dan sekaligus mencermikan nalar (disini berlaku hukum logika).

11.   Gramatikal
Gramatikal berarti kata atau istilah atau kalimat apaun yang di pakai dan di pilih dalam bahasa jurnalistik harus dapat mengikuti kaidah kata bahasa baku, bahasa resmi sesuai dengan ketentuan taat bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan, serta pembentukan istilah dan pedoman yang menyertainya.

12.   Menghindari kata tutur
Kata tutur adalah:kata yang biasa di ungkapkan dalam perkataan sehari-hari secara informal.

13.   Mengutamakan kalimat aktif
Kalimat aktif lebih mudah di pahami dan di mengerti oleh pembaca dari pada kalimat pasif. Bahasa jurnalistik harus jelas susunan katanya, kalimat aktif lebih memudahkan pengertian dan memperjelas tingkat pemahaman.

14.   Menghidari kata atau istilah teknis
Di tinjau untuk umum maka bahasa jurnalistik harus sederhana dan mudah dipahami,ringan di baca dan tidak memusingkan dalam membaca, salah satu cara untuk itu adalah dengan menghindari penggunaan kata yang berlaku untuk kelompok komunitas tertentu yang relatif homogen.  Jikapun terpaksa haruslah disertai dengan kata keterangan yang menjelaskan istilah teknis tersebut.

15.   Menghidari kata atau istilah asing
Berita yang ditullis untuk di baca ataupun didengar pembaca/pendengar harus mudah ditangkap dan dipahami, oleh sebab itu penggunaan kata ataupun istilah asing haruslah diminimalisir.

16.   Tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku
Jurnalisme Pers adalah berfungsi sebagai guru bahasa dan juga sebagai pendidik, pers wajib menggunakan kaidah dan bahasa baku, bahasa pers harus baku dan benar-benar baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar