Selasa, 04 Agustus 2009

esai (naratif)

Tolong Menolong

Saling menolong itu baik, bahkan alquran menyebutkan dengan jelas.

"Saling menolonglah kamu dalam kebaikan dan kepada ke taqwaan, jangan saling menolong dalam dosa dan kejahatan".


Pagi tadi saat saya berangkat kerja ada insiden kecil, teman saya si x melamun jadi ia tidak sadar saat tiba dipertigaan lampu merah traffic light menyala. Begitu ia sadar, langsung kakinya reflek menginjak rem, namun sayang motornya telah nyelonong jauh kedepan dari police line.

Menyadari hal itu, ia berusaha memundurkan motornya, lalu pak petugaspun menghampirinya.

“Selamat pagi pak, mohon ikut kami ke tepi sebentar”. Kata polisi itu.

Maka menepilah teman saya, lalu sebagai solidaritas, saya juga ikut menepi.

“Mohon perlihatkan SIM dan STNK”. Lanjutnya.

Setelah mengamati surat-surat itu, pak petugas pun berkata kalau temen saya melanggar rambu dan harus diberi tilang.

Teman saya si x memberikan penjelasan bahwa tadi ia khilaf tapi, ia telah mundur kegaris. Sehingga ia merasa tidak melakukan kesalahan.

Pak petugaspun tak kalah seru mempertahankan argumen, hingga ia menanggalkan kaca mata hitamnya sebagai bentuk keseriusan.

“Kalau saya dianggap salah, saya minta maaf deh pak, dan saya terburu-buru. Mohon pengertian bapak”. Kata teman saya

“Pengertian yang bagaimana?”. Kata petugas itu.

“Anda melanggar rambu kok minta pengertian”. Lanjutnya sinis.

“Ya udah deh pak, terus bagaimana dong saya?”. Tanya teman saya

“Anda ……….saya tilang”. Ucap petugas itu.

“Waduh pak, saya tidak punya waktu lagi nih” kata teman saya

“Itu urusan anda”. Kata petugas

“Gini aja pak, saya ada uang sejumlah .(xxxx…;) sebagai uang pengganti sidang”. Rayu teman saya.

Petugas itu menoleh dan ragu, ia diam sejenak.

Melihat gelagat ini, saya memutuskan turun dari motor dan ikut nimbrung.

“Maaf pak, menurut hemat saya, teman saya ini tidak bersalah”. Kata saya

“Anda siapa?”. Tanya polisi itu.

“Saya sahabatnya pak, dan mohon pengertian bapak, saya harus meliput sebuah acara kunjungan pejabat anu”. Kata saya

“Anda wartawan?” selidik polisi itu.

“Betul pak?”:

Biasanya profesi saya ini, akan mendapat apresiasi khusus dari petugas dalam kondisi seperti ini. Besar harapan saya pada saat ini, bapak petugas akan melakukannya.

“Ok.” Kata petugas itu

Alhamdulillah… batin saya berguman.

“karena teman anda melanggar rambu, maka kami akan berikan surat tilang” kata petugas itu dengan tegas.

Wah..

Saya tidak menyangka jawabannya seperti itu…

“Kamu sih, keterlaluan, pake ngaku wartawan segala”. Teman saya sewot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar